Sebuah opini
Tata Krama dalam berkomentar di WAG*)
Berkomunikasi banyak cara yang dapat dilakukan. Tidak hanya dengan berbicara. Melalui tulisan juga termasuk komunikasi.
Perlu tahu juga, komunikasi melalui tulisan banyak ragamnya. Diantaranya adalah melalui grup whatshap. Hampir setiap insan mengenalnya. Mengikuti dan membuat berbagai grup. Setiap hari memanfaatkan aplikasi itu. Lalu, sudahkah tatakrama digunakan dalam WAG?
Media sosial adalah tempat yang bisa dimanfaatkan untuk banyak belajar. Mulai dari menulis, menyampaikan pendapat, menyimak berbagai komentar sampai meresponnya.
Aktivitas itu adalah bentuk belajar. Menyimak dan menanggapi banyak komentar juga belajar sabar dan berlatih menata hati.
Karena dari whatshap itu terdapat obrolan yang ringan, sepele, sederhana, dan serius hingga sangat urgent. Ada komentar yang ditanggapi dengan santai, tenang, serius dan ada yang semangat berapi-api.
Sedangkan setiap anggota akan berbeda-beda dalam memberikan respon. Sekedar menyimak dengan diam saja. Memberikan tanggapan secara santai seadanya atau dengan serius lagi bersemangat.
Dengan menyimak berbagai tulisan dapat melirik sedikit karakter seseorang. Oleh karena itu haruslah berhati-hati kalau hendak memberikan komen. Pikirkan terlebih dahulu baik dan buruknya serta memperkirakan bagaimana perasaan orang yang akan menerima komen.
Coba dibayangkan apabila kita mengirimkan sesuatu ke grup. Kemudian tanggapan yang kita terima membuat sedih atau jengkel dan lainnya yang membikin hati tidak nyaman. Bagaimana perasaan pengirim berita itu?
Semua perilaku jelek bila ditimpakan pada diri sendiri akan dapat digunakan sebagai cermin. Tentunya membuat orang lain sedih adalah hal yang tidak baik. Oleh karenanya harus berhati-hati.
Begitu pula bila tak diresponpun juga membuat sakit hati bagi pengirim. Alangkah baiknya kalau selalu memberikan respon positif pada setiap pengirim. Baginya sedikit mendapat tanggapan sudah senang hati. Merasa didengarkan dan ada pehatian. Bukankah membuat orang lain bahagia dan senang merupakan perilaku yang terpuji ?
Lain halnya bila komen dan tanggapan membuat gembira. Pastinya pengirim juga suka hati. Merasa lebih bersemangat. Hidup terasa menyenangkan. Bisa jadi menambah gairah berkreasi dikehidupannya sehingga hidup lebih bermanfaat.
Kejadian seperti berikut mungkin akan sering terjadi. Kita posting sesuatu pada grup. Dalam benak berkeinginan mendapatkan respon. Namun diringgu beberapa saat, ternyata tak ada tanggapan maupun komen. Maka kita sebagai pengirim merasa kecewa. Kesedihan dan rasa tak nyaman selalu menghantui pada grup ini. Akhirnya kemalasan dan buruk sangka akan terjadi.
Komentar yang akan menimbulkan perkiraan banyak respon negatif tidak perlu dilakukan. Kalaupun harus betkomentar, kalimat yang dikirim harus dikemas dengan bahasa yang halus dan menjaga perasaannya. Dengan harapan yang membacanya tidak akan tersinggung.
Memposting hal-hal yang berbau sara atau menyindir lebih baik dihindari juga. Apalagi berita yang kebenarannya masih diragukan. Hal ini memicu komen yang kuramg baik juga.
Dengan memperhatikan tata krama itu maka antara pengirim dan penerima pesan akan merasa nyaman dan senang. Sehingga silaturahmi terjaga karena saling menjaga perasaan.
Pertanyaan akan muncul, bagaimana kalau sebaliknya?. Berkomentar tanpa mempedulikan perasaan pengirim berita. Kalimat yang dilontarkan ceplas ceplos dan menyinggung perasaan. Bahkan lebih nembuat hati sakit.
Jelaslah fatal akibatnya. Silaturahmi menjadi renggang. Hubungan baik menjadi kabur kembali. Pertemanan dan persahabatan bahkan persaiudaraan menjadi hancur lebur. Itu akibat dari kurang kehati-hatian dan tak mengindahkan sopan santun.
Sudah diketahui bersama bahwa memberikan komentar atau respon dengan santun dan mengikuti tata krama amat mudah. Walaupun memiliki beda pendapat juga tak masalah. Kunci utamanya adalah dengan cara menyusun kalimat-kalimat yang dikirim dengan budi bahasa yang halus.
Alangka baiknya untuk memulai sebuah postingan lebih dulu memggunakan salam. Ucapan salam juga banyak sekali jenisnya.
Jika tata krama dilakukan dengan konsisten maka persahatan dan persaudaraan di grup whatshap akan terjaga dengan baik. Hubungan yang dijalin akan menjadi semakin langgeng.
Manfaat lainnya antara lain adalah ditunggu-tunggunya komen dan tanggapan oleh setiap anggota grup. Karena komentar yang disampaikan begitu menyejukkan dan menentramkan hati. Tidak membuat gundah, gelisah dan pikiran negatif lainnya.
Tentunya setiap manusia dapat melakukan hal baik tersebut. Dengan persyaratan bahwa niat yang dilakukan untuk menuju kebaikan. Bukankah terasa senang bila tanggapan kita selalu dinanti banyak angggota?
Syarat yang lain adalah secara tegas dan pasti harus menganggap orang lain setara atau sama. Jangan meremehkan atau menyepelekan. Bahkan menganggap lebih rendah. Dilarang keras merasa diri kita lebih baik atau lebih tinggi. Hal iti namanya sombong.
Bersikap ramah pada semua anggota grup membuat suasana meriah. Berikan respon secukupnya pada yang melontarkan aksi. Hindari sifat eksklusif dengan hanya membalas komentar orang-oranga tertentu saja. Atau malah asyik mengobrol sendiri, sedang yang lain juga membutuhkan balasan.
Akhirnya dipeghujung tulisan ini dengan penuh harap banyak permohonan. Semoga kita selalu dapat menjaga tatakrama dalam berkomunikasi baik ketika memanfaatkan whatshap maupun komunikasi yang lainnya. Silahturahmi tetap terjalin dan saling membantu serta berbagi sehingga hidup lebih bermanfaat. Mari selalu menebar kebaikan.
Nah, tata krama dalam berkomunikasi ini karena memang anggota grup juga memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Saling menghargai harus didahulukan. Tujuannya agar tidak terjadi salah paham.
Tata Krama dalam berkomentar di WAG*)
Berkomunikasi banyak cara yang dapat dilakukan. Tidak hanya dengan berbicara. Melalui tulisan juga termasuk komunikasi.
Perlu tahu juga, komunikasi melalui tulisan banyak ragamnya. Diantaranya adalah melalui grup whatshap. Hampir setiap insan mengenalnya. Mengikuti dan membuat berbagai grup. Setiap hari memanfaatkan aplikasi itu. Lalu, sudahkah tatakrama digunakan dalam WAG?
Media sosial adalah tempat yang bisa dimanfaatkan untuk banyak belajar. Mulai dari menulis, menyampaikan pendapat, menyimak berbagai komentar sampai meresponnya.
Aktivitas itu adalah bentuk belajar. Menyimak dan menanggapi banyak komentar juga belajar sabar dan berlatih menata hati.
Karena dari whatshap itu terdapat obrolan yang ringan, sepele, sederhana, dan serius hingga sangat urgent. Ada komentar yang ditanggapi dengan santai, tenang, serius dan ada yang semangat berapi-api.
Sedangkan setiap anggota akan berbeda-beda dalam memberikan respon. Sekedar menyimak dengan diam saja. Memberikan tanggapan secara santai seadanya atau dengan serius lagi bersemangat.
Dengan menyimak berbagai tulisan dapat melirik sedikit karakter seseorang. Oleh karena itu haruslah berhati-hati kalau hendak memberikan komen. Pikirkan terlebih dahulu baik dan buruknya serta memperkirakan bagaimana perasaan orang yang akan menerima komen.
Coba dibayangkan apabila kita mengirimkan sesuatu ke grup. Kemudian tanggapan yang kita terima membuat sedih atau jengkel dan lainnya yang membikin hati tidak nyaman. Bagaimana perasaan pengirim berita itu?
Semua perilaku jelek bila ditimpakan pada diri sendiri akan dapat digunakan sebagai cermin. Tentunya membuat orang lain sedih adalah hal yang tidak baik. Oleh karenanya harus berhati-hati.
Begitu pula bila tak diresponpun juga membuat sakit hati bagi pengirim. Alangkah baiknya kalau selalu memberikan respon positif pada setiap pengirim. Baginya sedikit mendapat tanggapan sudah senang hati. Merasa didengarkan dan ada pehatian. Bukankah membuat orang lain bahagia dan senang merupakan perilaku yang terpuji ?
Lain halnya bila komen dan tanggapan membuat gembira. Pastinya pengirim juga suka hati. Merasa lebih bersemangat. Hidup terasa menyenangkan. Bisa jadi menambah gairah berkreasi dikehidupannya sehingga hidup lebih bermanfaat.
Kejadian seperti berikut mungkin akan sering terjadi. Kita posting sesuatu pada grup. Dalam benak berkeinginan mendapatkan respon. Namun diringgu beberapa saat, ternyata tak ada tanggapan maupun komen. Maka kita sebagai pengirim merasa kecewa. Kesedihan dan rasa tak nyaman selalu menghantui pada grup ini. Akhirnya kemalasan dan buruk sangka akan terjadi.
Komentar yang akan menimbulkan perkiraan banyak respon negatif tidak perlu dilakukan. Kalaupun harus betkomentar, kalimat yang dikirim harus dikemas dengan bahasa yang halus dan menjaga perasaannya. Dengan harapan yang membacanya tidak akan tersinggung.
Memposting hal-hal yang berbau sara atau menyindir lebih baik dihindari juga. Apalagi berita yang kebenarannya masih diragukan. Hal ini memicu komen yang kuramg baik juga.
Dengan memperhatikan tata krama itu maka antara pengirim dan penerima pesan akan merasa nyaman dan senang. Sehingga silaturahmi terjaga karena saling menjaga perasaan.
Pertanyaan akan muncul, bagaimana kalau sebaliknya?. Berkomentar tanpa mempedulikan perasaan pengirim berita. Kalimat yang dilontarkan ceplas ceplos dan menyinggung perasaan. Bahkan lebih nembuat hati sakit.
Jelaslah fatal akibatnya. Silaturahmi menjadi renggang. Hubungan baik menjadi kabur kembali. Pertemanan dan persahabatan bahkan persaiudaraan menjadi hancur lebur. Itu akibat dari kurang kehati-hatian dan tak mengindahkan sopan santun.
Sudah diketahui bersama bahwa memberikan komentar atau respon dengan santun dan mengikuti tata krama amat mudah. Walaupun memiliki beda pendapat juga tak masalah. Kunci utamanya adalah dengan cara menyusun kalimat-kalimat yang dikirim dengan budi bahasa yang halus.
Alangka baiknya untuk memulai sebuah postingan lebih dulu memggunakan salam. Ucapan salam juga banyak sekali jenisnya.
Jika tata krama dilakukan dengan konsisten maka persahatan dan persaudaraan di grup whatshap akan terjaga dengan baik. Hubungan yang dijalin akan menjadi semakin langgeng.
Manfaat lainnya antara lain adalah ditunggu-tunggunya komen dan tanggapan oleh setiap anggota grup. Karena komentar yang disampaikan begitu menyejukkan dan menentramkan hati. Tidak membuat gundah, gelisah dan pikiran negatif lainnya.
Tentunya setiap manusia dapat melakukan hal baik tersebut. Dengan persyaratan bahwa niat yang dilakukan untuk menuju kebaikan. Bukankah terasa senang bila tanggapan kita selalu dinanti banyak angggota?
Syarat yang lain adalah secara tegas dan pasti harus menganggap orang lain setara atau sama. Jangan meremehkan atau menyepelekan. Bahkan menganggap lebih rendah. Dilarang keras merasa diri kita lebih baik atau lebih tinggi. Hal iti namanya sombong.
Bersikap ramah pada semua anggota grup membuat suasana meriah. Berikan respon secukupnya pada yang melontarkan aksi. Hindari sifat eksklusif dengan hanya membalas komentar orang-oranga tertentu saja. Atau malah asyik mengobrol sendiri, sedang yang lain juga membutuhkan balasan.
Akhirnya dipeghujung tulisan ini dengan penuh harap banyak permohonan. Semoga kita selalu dapat menjaga tatakrama dalam berkomunikasi baik ketika memanfaatkan whatshap maupun komunikasi yang lainnya. Silahturahmi tetap terjalin dan saling membantu serta berbagi sehingga hidup lebih bermanfaat. Mari selalu menebar kebaikan.
Nah, tata krama dalam berkomunikasi ini karena memang anggota grup juga memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Saling menghargai harus didahulukan. Tujuannya agar tidak terjadi salah paham.
Komentar
Posting Komentar