Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

Tantangan 29

Idul Adha  Pagi ini udara terasa sangat dingin. Air di bak mandi bagaikan air es. Dingin sekali. Keselesaikan mandi pagi secepat kilat. Selain dinginnya air, antrian memanjang karena banyak anggota keluarga  yang akan memakai kamar mandi.  Yah, pagi itu semua anggota keluarga mandi pagi. Mereka akan sholat Idul Adha. Sholat hari raya kurban kali ini dilaksanakan di tanah lapang. Letaknya tak jau dari kampungku.   Sholat diikuti hampir 9 kampung yang terletak di bagian selatan. Memang desa kami dipisahlan oleh lokasi hutan yang cukup luas. Hutan dengan tanaman pohon jati dan hewan lamgka berupa kera ekor panjang.  Cukup banyak kera yang memghuni hutan pembatas desa kami. Sebelah utara hutan masih ada beberapa kampung yang masih satu desa dengan kami.   Jamaah sholat Idul Adha sangat banyak. Namun tak sebanyak ketika diadakan sholat Idul Fitri. Terlihat juga tempat parkir sangat penuh. Bahkan banyak motor dan mobil parkir di pinggir sepanjang jalan. Hingga jalanan menjadi macet.   Sepu

Rantangan 28

Gema Takbir   Setelah sehari berpuasa arofah, malam melakukan takbir. Dinginnya malam ini tak terasa. Langit terlihat terang. Penuh bintang bertebaran disana. Menambah indahnya malam.  Sementara lampu hias dipasang disetiap rumah. Lampu hias juga memenuhi bagian depan masjid kampungku. Belum lagi lampu warna-warni menghiasi sepanjang jalan kampung. Meriah dan indah.   Gema takbir dan suara bedug bersahutan. Lantunan takbir berkumandang. Suara lantang beberapa anak menyenarakkan takbir malam ini.  Tak lupa aku ikut serta. Mengikuti takbir hingga tengah malam. Sementara sebagian Ibu-ibu dibelakang menyiapkan minuman dan cemilan.  Malam ini mereka menyiapkan wedang jahe dan gorengan. Nah, tak berapa lama wedang jahe disajikan. Kepulan asap wedang jahe mengharumkan ruangan. Segar dan hangat.  Satu-satu jamaah mendapatkan bagian. Kini, giliran gorengan. Cemilan disajikan di piring. Setelah kulihat dengan seksama ternyata beragam gorengan disana. Ada pisang goreng, tahu susur, martabak

Tanrangan 27

Kekuatan Doa   Cuaca begitu gerah. Lumayan panas. Seperti suasana hati siang ini. Syukur ke hadirat sang pencipta, meski sikon kurang mendukung semua kegiatan dipermudah. Lancar adalah harapan. Dan sesuai keinginan.  Walau impian tak selamanya bisa tercapai. Yah, ada beberapa hal yang harus kuselesaikan sendiri. Entah karena kelupaan salah satu oknum atau disengaja. Akhirnya harus tetap berbaik sangka saja.  Kekecewaan pada satu masalah harus ditambah masalah yang lain. Yah, memang problem selalu menyertai setiap manusia. Harus menjalani dengan sabar dan ikhlas. Sebaiknya bila kecewa tetap harus sabar.  Jangan marah yang tak beralasan. Akhirnya diri ini sebagai korban. Seperti inilah yang kualami. Ketika seseorang merasa dirinya kecewa, janganlah melampiaskan kekesalan pada setiap orang. Apa akibatnya?. Yah, membuat sakit hati.   Nah, problem yang lain timbul. Terus dan terus ada. Itulah kehidupan. Harapannya akan ada perubahan lebih baik. Bagaimana bila tak sesuai harapan? S

Tantangan 26

Rasulan  Hari ini bertepatan dengan acara rasulan. Kegiatan ini hampir dirayakan disetiap desa di daerahku.  Namun kegiatan rasulan selalu berbeda waktu dan harinya. Yang jelas acara ini digelar setahun sekali setiap habis panen. Kegiatan ini juga sangat meriah. Setiap desa yang merayakan pasti berbeda.  Rasulan merupakan ungkapan rasa syukur warga setelah panen beberapa pekan sebelumnya.  Seperti di kampungku ini. Pesta rasulan disambut sangat meriah. Pihak desa melaksanakan kegiatan ini dengan menampilkan kesenian tradisional berupa jathilan. Seni tradisional digelar pada waktu siang hari.  Pada malam hari digelar pentas wayang kulit semalam suntuk. Pada siang hari juga ada agenda kenduri bersana. Semua warga akan membawa nasi uduk dan ingkung ayam ke balai desa. Setiap kepala keluarga membawa satu bakul nasi uduk dan diatasnya ada seekor ingkung ayam.   Yah, karena jumlah warga cukup banyak maka tampak sekali ingkung ayam dan nasi juga banyak. Sementara itu, dibalai juga banyak ta

Tantangan Menulis ke-25

Penguat Hati   Hari-hari terasa tak bersemangat. Hati sedih nan pilu. Semua tak kuperlihatkan. Biarlah hati ini selalu bersedih. Mata menangis. Tapi tetap kusembunyikan. Wajahku berusaha tetap tersenyum. Apalagi dihadapannya.  Yah, begitulah menjaga hati. Agar tak merasa tersakiti. Yang dilakukan tentu selalu melangitkan doa agar hati tenang. Sesungguhnya bagi manusia, rasa sedih adalah wajar. Coba, siapa sih yang tak pernah bersedih ? Pastilah semua akan menjawab "pernah".   Berusaha dan sering mendekatkan diri pada Sang Maha Kuasa merupakan cara agar dapat segera menyingkirkan kesedihan. Mengapa? Karena dengan pertolongan Maha Pencipta rasa cemas tak hinggap dihati.  Seperti kesedihan yang terjadi padaku ini. Kesabaran diuji. Sikap dan perilakunya mudah tak terkendali. Hatiku yang berbicara. Tiada henti kupanjatkan permohonan pada Sang Khalik.  Keyakinanku sangat besar. Percaya aekali bahwa munajatku pasti terkabul. Beberapa kali ku minta doa juga pada seorang ustadz. I

Tantangan ke-24

Karena Tekun   Manusia memiliki kewajiban . Yaitu sebuah kewajiban yang bisa dipertanggungjawabkan. Nah, sebagai apa saja dan dimana pun setiap orang menghadapi tugas. Sedangkan pekerjaan itu harus diselesaikan bila ingin hasilnya baik.  Penyelesaiannya harus bersungguh-sungguh dan tak boleh asal-asalan. Sebagai contoh, seorang siswa memiliki banyak tugas. Diantaranya adalah belajar berbagai mata pelajaran. Baik itu pelajaran yang disenangi maupun sebaliknya.   Jika ingin hasilnya maksimal dan memuaskan maka harus dijalani dengan senang dan tekun. Begitu pula ketika mempelajari sesuatu yang baru maka sungguh-sungguh agar cepat menguasainya  Nah, tekun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maknanya rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh.   Kadang ketekunan memerlukan kesungguhan yang membuat kebosanan pada awalnya. Bahkan bisa juga menjadikan hal yang pahit atau menyakitkan.  Namun harus yakin bahwa keseriusan akan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan. Bahkan sering me

Tantangan Menulis 23

Pasar Tiban   Minggu di bulan Juli terdapat moment yang sangat penting bagi masyarakat di kampungku. Cuaca mulai pagi hari sangat cerah. Kesibukan dan keramaian di sepanjang jalan depan balai desa menjadi ramai. Penjual peserta tiban menata dagangangannya.   Agenda hari itu adalah pasar Tiban. Pasar tiban atau bazar adalah pasar tradisional yang berlangsung di tempat terbuka dan biasanya mengambil lokasi yang tidak menganggu kegiatan ekonomi yang sudah ada (Pujiastuti, 2002).  Kegiatan ini berlangsung di taman Desa. Dekat dengan balai desa. Pesertanya adalah masyarakat di seluruh desa. Mereka membuka bermacam kedai yang menjajakan beraneka ragam makanan. Barang yang dijual kebanyakan potensi yang ada di desa. Penduduk juga banyak yang berkreasi dengan berbagai jenis makanan.  Pembukaan pasar Tiban sekitar pukul delapan pagi. Meski pasar tuban belum dibuka pengunjung berdatangan. Secara kebetylan acara hari ini padat. Pagi hari ada kwgiatan senam bersama. Siangnya penampikan keseni

Tantangan Menulis 22

Pasti Ada Kemudahan   Kesulitan tak akan lepas dari setiap manusia. Bisa berupa cobaan atau ujian. Cobaan ini hadir pada manusia sebagai tanda sayang Sang Pencipta.  Dengan sebuah cobaan juga sebuah uji tingkat keimanan seseorang. Mengapa? Yah, bagaikan seorang yang menempuh pendidikan di sekolah. Bila ingin naik kelas harus melewati ujian terlebih dahulu. Nah, begitu pula dengan ujian hidup. Merupakan uji pada iman setiap insan.  Namun, namanya manusia bila menerima sebuah cobaan mudah terpukul. Ujiannya dianggap sebagai kesulitan yamg amat berat. Hingga membuatnya sakit lahir maupun batin. Semangat menjadi nglokro, stress bahkan menyebabkan hidup menyendiri. Itulah sebuah kesulitan bila tak di terima dan dijalani dengan pasrah.   Sebuah kesulitan bisa untuk menambah kekuatan. Dan bukan melemahkan. Yah, bisa mendewasakan diri ini. Tetapi saat kesulitan menimpa bersedih itu adalah wajar. Yang jelas tak harus bersedih berlarut-larut.   Tetap optimis dan menerima semua kesulitan yang m

Tantangan Menulis 21

Belajar Selalu Sabar   Sabar bagi setiap insan tidak mudah dilakukan. Bahkan sering didengar kiasan dengan sabar. "Habis kesabarannku". Itulah sabar sebab banyak orang tak mampu menahan sabar.  Menurut kamus besar bahasa Indonesia (kBBI) bahwa makna sabar adalah tahan menghadapi cobaan atau tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tabah.  Dan tenang, tidak tergesa-gesa serta tidak terburu.  Dalam riwayat Imam Bukhari menjelaskan mengenai sabar, "Barangsiapa yang berusaha menjaga diri, maka Allah menjaganya, barangsiapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah mencukupinya. Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya bisa bersabar dan tidak ada seorang pun yang dianugerahi sesuatu yang melebihi kesabaran." (HR. Al Bukhari)   Nah, berbicara sabar tentu banyak contoh perilakunya. Kesabaran sendiri selalu berhubungan dengan mudahnya terganggu oleh beragam situasi. Diketahui, sabar tak semudah mengucapkan. Kondisi dan ke