Langsung ke konten utama

Menjelajah Alam Digital Yang Luas

Menjelajah Alam Digital Yang Luas 

 Awal bulan Desember 2021 dimulai dengan kegiatan belajar bersama master hebat. Semoga selalu dilimpahkan kesehatan dan segala nikmat termasuk nikmat sempat untyk bisa selalu belajar. 

Narasumber sore ini adalah Ibu Maesaroh, M.Pd. sedangkan sebagai moderator Ibu Ms. Phia.

Agenda acaranya kelas hari ini akan dibagi menjadi empat sesi : 
1. Opening
2. Topic delivering 
3. Question & Answer
4. Closing.  

Rangkuman Materi :

Mengembangkan budaya literasi genarasi penerus bangsa, di perlukan kecakapan dalam menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab agar mendapatkan informasi yang akurat dan akuntabel. 

Cerdas bermedia sosial berarti cerdas berliterasi. Perlu edukasi yang massif dalam menggerakan literasi digital agar setiap individu dapat dengan mudah memahami informasi dengan benar. 

Menjelajahi dunia digital tentu perlu kecakapan, agar kita mampu memiliki wawasan yang luas. Tak hanya luas dalam menjelajahi dunia maya saja. Tetapi juga luas secara intelektual 

Ada 4 Pilar dalam mengembangkan Literasi Digital 

1. Digital Culture 

Cakap bermedia digital dengan memanfaatkan media digital sebagai alat untuk menghubungkan satu koneksi menuju seluruh dunia 

2. Digital Safety
Cakap dalam melindungi diri dan aset digital ketika sedang berada di dunia digital. 

3. Digital Ethics 
 Etis dalam menggunakan dunia digital dengan tidak menyalahgunakan alat digital sebagai penyebar informasi hoaks

4. Digital Skill 

Cakap secara tehnologi dalam menggunakan piranti digital sebagai alat untuk meng up grade pengetahuan. 

Adapun kecakapan dalam hal ini perlu meliputi 8 kecakapan diantaranya : Cakap dalam memakai ilmu
1. Coding,  
2. Collaboration, 
3. Cloud software, 
4. Word Processing software, 
5. Screen Casting, 
6. Personal digital archiving,
7. Information Evaluation, 
8. Use of social media*

Seperti yang kita ketahui alam media digital yang kerap kali kita gunakan, adalah aplikasi sosmed berupa WA, IG, FB, Twitter serta perangkat google dengan segala produknya. 

Menjelajah alam digital/alam maya adalah sebuah alam yang memberi koneksi antara satu individu dengan individu lainnya (jauh menjadi dekat) lewat kecanggihan sebuah teknologi. 

Sebagai seorang guru tentu mengetahui sebagian besar anak didik sudah menggunakan piranti digital. Mereka sangat pandai bergaul di dunia maya. Tak jarang ketika guru belum mengerti sebuah aplikasi, tetapi muridnya sudah mahir menggunakan medsos.

Itulah sebabnya mengapa begitu penting untuk menggaungkan literasi digital terhadap anak didik ataupun masyarakat.

Pemahaman literasi digital yang buruk akan berpengaruh pada dampak psikologis anak dan remaja yang cenderung menghina orang lain, menimbulkan sikap iri terhadap orang lain, mengakibatkan depresi, terbawa arus suasana hati terhadap komentar negatif, serta terbiasa berbicara dengan bahasa kurang sopan. 

Atas dasar pandangan tersebut, hal inilah yang menyebabkan dampak buruk dalam berinteraksi. Apabila penggunaan piranti digital terlampau tinggi, maka mereka akan cenderung mengalami Digital Fatigue ( kelelahan dalam menggunakan mefia digital) 

 Ciri-ciri Digital Fatigue : 

 * Perasaan lelah, bosan, malas, dengan berbagai kegiatan digital seperti zoom meeting, webinar, media sosial, dan berbagai platform digital lain.
 * Mata terasa sakit, lelah, dan perih. 
 * Sakit kepala dan migrain. 
 * Nyeri otot leher, bahu, atau panggung. 
 * Sensitif terhadap cahaya. 
 * Gangguan pada fokus, konsentrasi, dan memori. 
 * Merasa putus asa dan tidak berdaya. 
 * Kewalahan menghadapi situasi yang berulang.
 * Badan terasa lemah, lesu, tidak bertenaga, dan malas bergerak. 
* Muncul perilaku yang aneh dan tidak wajar.

5 kecakapan yang perlu dikuasai dalam berliterasi media bagi pelajar dan semua kalangan. 

1. Photo visual literacy
Kemampuan untuk membaca dan menyimpulkan informasi dari visual.

 2. Reproduksi literacy 
Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya baru dari pekerjaan.

3. Percabangan literacy
Kemampuan untuk berhasil menavigasi di media non-linear dari ruang digital. 

4. Informasi literacy 
Kemampuan untuk mencari, menemukan, menilai dan mengevaluasi secara kritis informasi yang di temukan di web.  

5. Sosio-emosional literacy 
Kemampuan yang mengacu pada aspek-aspek sosial dan emosional yang hadir secara online, apakah itu mungkin melalui sosialisasi, dan berkolaborasi, atau hanya mengkonsumsi konten. 

 8 elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital:

1. Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna digital. 
2. Kognitif, yaitu daya pikir menilai konten. 
3. Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual. 
4. Komunikatif, yaitu memahami kinerja dan jejaring komunikasi di dunia digital. 
5. Kepercayaan diri yang bertanggungjawab.
6. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru. 
7. Krisis dalam menyikapi konten.
8. Bertanggungjawab secara sosial. yaitu pemahaman ragam konteks 

 Cara dalam meliterasi media sosial: 

1. Perhatian 

Kemampuan untuk mengidentifikasi ketika dibutuhkan fokus perhatian dan mengenali ketika multitasking bermanfaat. Perhatian dapat dicapai dengan memahami bagaimana pemikiran orang. Akan sulit untuk memfokuskan perhatian karena pikiran kita cenderung berjalan acak. 

 2. Partisipasi 

Mengetahui kapan dan bagaimana partisipasi merupakan hal penting. Partisipasi memberikan pengguna pengalaman berbeda saat menjadi produktif. Partisipasi dalam media sosial dibedakan menjadi dua yaitu netizen aktif dan netizen pasif. 

Netizen aktif merupakan pengguna media sosial yang ikut memberikan post di media sosial. sedangkan pengguna pasif merupakan pengguna media sosial yang hanya membaca lini masa media sosial tanpa memberikan posting-an. 

 3. Kolaborasi

Pengguna dapat mencapai lebih dengan bekerja sama dibandingkan dengan bekerja sendirian. Melalui kolaborasi, redudansi dapat dihilangkan dan pekerjaan dapat didistribusikan. Adanya kolaborasi memungkinkan masyarakat berbagi sumber daya dan membangun ide lain. 

 4. Kesadaran jaringan 

Jaringan sosial saat ini diperluas dengan adanya teknologi. Saat ini masyarakat dapat menjadi anggota dari newsgroup, komunitas virtual, situs gossip, forum dan organisasi lainnya. Pemahaman mengenai sosial dan jaringan teknis. 

 5. Pemakaian secara kritis 

Pemakaian secara kritis adalah evaluasi tentang apa dan siapa yang dapat dipercayai. Sebelum mempercayai, mengkomunikasikan, atau menggunakan apa yang ditulis oleh orang lain, ada baiknya melakukan identifikasi. Cek klaim yang terdapat dalam informasi tersebut, lihatlah latar belakang penulis, sumber daya dan keakuratannya. 

 Literasi media sosial merupakan suatu keterampilan yang diperlukan untuk tetap dapat melakukan aktifitas bermedia sosial dengan aman.Sebagai warganet yang baik, harus mampu menyaring dan memberikan informasi yang edukatif. 

Sesuai dengan istilah media sosial yang dikemukakan oleh (Taylor & Francis Online, 2014) bahwa media sosial memiliki akronim sebagi berikut: 

1. Sharing views 
2. Optimizing Knowledge
3. Collaborating on projects 
4. Investigating new ideas
5. Advocacy for your service provision 
6. Learning from others 
7. Making new connections 
8. Enhancing your practice 
9. Debating the future 
10.  Inspirational support 
11. An essensial tools for your information toolbox 

 Membangun Indonesia Emas: 

*  Membangun mental digital
Berarti membangun karakter para generasi bangsa menuju masa emas 2045 

* Generasi milenial dalam dunia digital akan terus menggelinding dan akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan 

 * Target Indonesia emas (2045) 
Akan tercapai bila generasi milenial saat ini melek wawasan kebangsaan, dan menguasai literasi kebangsaan.

* Membangun relasi global 
Cakap bermedia sosial dapat membangun relasi global, sehingga yang jauh terasa dekat. 

Syarat cerdas berliterasi digital adalah memiliki karakter kebangsaan yang perlu dijunjung tinggi dan harus menjadi poin utama dalam berbagai aspek. 

Beberapa nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan diantaranya:

1. Nilai Kejujuran
2. Nilai Semangat 
3. Nilai Kebersamaan atau Gotong royong
4. Nilai Kepedulian atau solidaritas
5. Nilai Sopan santun
6. Nilai Persatuan dan Kesatuan 
7. Nilai Kekeluargaan 
8. Nilai Tanggungjawab 

Demikian ringkasan materi sore ini. Kegiatan ditutup dengan closing statement "Mulailah dari diri kita, yang memberi perubahan. Jika mereka tampak acuh, biarkan, semakin acuh mereka semakin penasaran".

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Kurikulum Operasional Sekolah

MENGENAL KURIKULUM OPERASIONAL SEKOLAH (By Sriendang) Tahapan  umum untuk bagian merancang kurikulum operasional pada dokumen panduan tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka mencakup beberapa hal berikut: 1. Analisis Kebutuhan:  Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dan masyarakat serta apa yang diharapkan oleh stakeholder. Analisis ini mencakup aspek kebutuhan intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik 2.Penyusunan tujuan Pembelajaran:  Tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur harus disusun agar memudahkan evaluasi dan pengukuran hasil belajar peserta didik 3, Penyusunan Struktur Kurikulum:  Struktur kurikulum harus disusun dengan mempertimbangkan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai yang perlu dikuasai peserta didik. Struktur kurikulum harus memperhitungkan kebutuhan belajar peserta didik dan panduan yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah. 4. Penyusunan Materi Pembelajaran:  Materi pembelajaran yang relevan dan s

Tantangan Menulis ke-9

Belajar Sabar   Dalam kehidupan manusia pastilah akan berjumpa banyak hal yang tidak sesuai harapan. Dengan kata lain adalah menemui berbagai rintangan yang menghalangi jalan. Perjalanan hidup tak semulus impian Namun tetap harus sabar Nah, inilah yang harus diingat sebagai bekal hidup. Sabar, sabar dan sabar.  Sabar adalah menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya.  Pelajaran tentang sabar diperroleh hari ini. Keinginan untuk menjenguk anak yang tinggal jauh dari rumah karena menuntut ilmu, kandas. Dalam rencana dan angan, akan pergi. Bayangan bersua dan melepas rindu tergambar. Tapi ternyata tidak sesuai impian. Semua karena bebagai alibi. Dan alasan pun dapat diterima. Kegiatan yang bersamaan, sopir tidak bisa mengantar, hari hujan lebat dan lain sebagainya. Keputusan yang diam

Tantangan Menulis

Refreshing Warga Sekolah   Hari masih pagi. Matahari tertutup awan tebal. Hingga suasana tampak syahdu. Lingkungan sekolah sudah sepi.  Agenda penerimaan raport akhir tahun telah usai. Kembali suasana sekolah sepi dan sunyi. Apalagi beberapa warga sekolah bersiap mengadakan resfreshing akhir tahun. Tujuannya ke pantai. Mana lagi tempat terdekat, kalau bukan pantai selatan. Yah, pantai selatan adalah posisi terdekat dengan lokasi sekolah.  Keputusan yang diambil, refreshing ke pantai. Banyak warga sekolah ikut serta. Kami berangkat bersama. Perjalanan cukup seru. Hatiku saja yang tak nyaman dalam perjalanan. Penyebabnya karena aku belum ijin langsung dengan keluargaku walaupun mesti diperbolehkan ikut serta.   Sampailah dipantai. Tampak teman-teman langsung menuju ke pantai. Mereka bermain air. Senang melihat wajah ceria mereka. Sementara gulung-gulung ombak terlihat elok . Bagai gulungan benda besar di papan yang luas. Suara gemuruh ombak mengalahkan suara apapun. Angin sepoi-sepoi