Langsung ke konten utama

Anak Muda Dan Perubahan Di Duna Digital

Anak Muda Dan Perubahan di Dunia Digital 

 Hari ini sudah memasuki pertemuan ke-10.Artinya, sudah melalui setengah perjalanan belajar bersama di Pelatihan GMLD. Semoga tetap bersemangat hingga kegiatan ini berakhir.

Selanjutnya mari bersyukur kepada Allah SWT atas semua nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi aktivitas kita hari ini dan seterusnya.

Narasumber hebat kita saat ini adalah ibu Rosminiyati dengan tema anak muda berani dan perubahan di dunia digital. Dan sebagai moderatornya adalah Bapak Muliadi.

 Tentang Narasumber 

Rosminiyati, S.Pd. lahir di Pangkalpinang pada 5 April 1970, berprofesi sebagai guru di SMK Negeri 2 Pangkalpinang dari tahun 1994 hingga sekarang. 

Paparan materi dengan tema “Anak Muda Dan Perubahan di Dunia Digital" sebagai berikut:

 * Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital?

 1. Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang pendidikan. Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru harus mengikuti perubahan tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini sudah menggunakan digitalisasi/online. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya. Derasnya laju informasi di bidang ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi menuntut guru untuk melakukan perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan ditinggalkan oleh murid-murid kita. 

2. Menyalurkan hobi.
3. Tambahan penghasilan. 
4. Berbagi 

* Hal-Hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital

1. Tekad/semangat. 
Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.

 2. Lingkungan. 
Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan di dunia digital. Apabila berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat. 

 3. Sarana/Prasarana. 
Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasiltas tidak dimiliki/tidak mendukung, tentu saja tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.

 4. Kesempatan. 
Terkadang keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda. 

 5. Dukungan. 
Untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bulkanlah hal sederhana bagi orang-orang tertentu. 

Untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya sudah harus menggerakkan diri sendiri untuk berubah. Mengapa?Karena guru menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak didik. Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak ) untuk berani melakukan perubahandi dunia digital.

 * Gerakan Perubahan di Dunia Digital :

1. Mengubah mindset (pola pikir), antara lain: 
• Usia tua - Merasa muda 
Usia tua sering dijadikan alasan bagi guru-guru untuk tidak berubah dan tidak mau beradaptasi dengan keadaan, dengan dalih sebentar lagi akan pensiun, dan lain-lain. Padahal, umur yang tua dengan perangkat perkembanagn dan kemajuan yang dimilikinya, justru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi murid-murid untuk berubah juga.

• Guru jadul -> Guru gaul  
• Tidak sempat ->Menyempatkan diri Tidak sempat sering dijadikan alasan. Waktu kita sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di sini, hanya butuh manajemen waktu.

• Tidak mampu -> Saya bisa Tidak sempat sering dijadikan alasan. Waktu kita sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di sini, hanya butuh manajemen waktu. 

2. Meluruskan niat. 
Niatkan perubahan yang dilakukan untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat baik, hanya mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan.

3. Berani keluar dari zona nyaman.
Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam gerakan perubahan diri. Cara yang paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari keterpakasaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika tidak melakukannya, akan merasa haus dan lapar.  
4. Bergabung dalam komunitas. 
Hal ini penting. Berada dalam ruang lingkup yang sempit, membuat sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar.

5. Bangun kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.  

6. Mulai 
Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi. 

 Target adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, dialihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat. 

* Bagaimana cara mengalihkan perhatian ke hal-hal yang lebih positif?

1. Kolaborasi. 
Berada pada komunitas sekolah yang luas, anak-anak didik jumlahnya banyak tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru. 

2. Melakukan sosialisai tentang literasi digital.  
Bisa menggunakan materi yang sudah diperoleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya: 
• Pertemuan langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas; 
• Pada saat upacara atau waktu khusus. 

3. Memfasilitasi murid-murid melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.
 • Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dll. 

4. Memotivasi: 
• Mengadakan perlombaan;
 • Memberikan hadiah, dll.

Dengan demikian bahwa belajar tak mengenal usia. Berbagi adalah jalan menuju keabadian ilmu dan kebaikan. Di langit masih ada langit, karena itu tetaplah merunduk di saat kita telah berisi. Mulailah gerakan perubahan dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari hati, tanpa menunggu instruksi, serta libatkan Allah dalam setiap urusan.

Akhirnya selamat berkarya semoga selalu semangat dan menggeser sedikit demi sedikit ketakutan menuju pada sikap positif dan keluar dari zona nyaman yang "memenjarakan" kesempatan untuk meraih keberhasilan. Meskipun kecil mungkin nilainya, tetapi yang pasti telah bergerak maju. Bukankah orang-orang yang beruntung itu adalah orang yang hidup nya lebih baik dari hari kemarin?

Mulailah sekarang juga, jangan tunggu saat ada waktu, waktu tidak menunggu kita tetapi kitalah yang Harus menyiasati waktu. Segera ambil kesempatan untuk menghasilkan karya di dunia digital. #salam literasi##

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Kelola Jejak Digital Dengan Baik

Kelola Jejak Digital Dengan Baik  Program guru motivator literasi digital (GMLD) grup 2 pada pertemuan kedua, hari Rabu 3 Nopember 2021. Waktu pukul 16.00 - 18.00.  Narasumber sore ini adalah Bapak Bpk Drs. Dedi Dwitagama, M.Si. Sosial media tentang beliau adalah  IG @dwitagama, dan blog di https://dedidwitagama.wordpress.com/  dan https://trainerkita.wordpress.com/   Moderatornya Ibu Helwiyah. Diawali dengan doa. Harapannya kegiatan dapat berjalan lancar.  Agenda kegiatan sore ini adalah  1. Pembukaan  2. Interaksi tanya jawab 3. Penutup  Dari interaksi tanya jawab maka dapat dirangkum sebagai berikut :  Apa arti dari jejak digital?  Jejak digital adalah jejak data yang diperoleh ketika seseorang menggunakan internet. Jejak digital bisa berasal dari unggahan foto, aktivitas berbagi pesan, aktivitas perbankan, meninggalkan komentar, dll.  Pentingkah dengan jejak digital? Seseorang memiliki beberapa karya beru...

Membangun Digital Space Yang Aman Untuk Anak

Membangun Digital Space Yang Aman Untuk Anak Pertemuan I program guru motivator literasi digital sore ini diiringi guyuran hujan yang cukup lebat. Alhamdulillah sinyal cuup bersahabat. Sehingga twtap bisa mengikuti dengan baik. Narasumber sore hari ini adalah Om Jay. Seorang guru blogger Indonesia yang sangat menginspirasi banyak orang di seluruh Indonesia. Beliau sebagai Sekjen Ikatan Guru TIK PGRI dan juga founder kelas menulis dan bicara. "Marilah kita mulai masuk", ajak Om Jay. Sebelum terdapat 4 hal yang haris dikuasai dalam literasi digital, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital. Kecakapan digital merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan mengginakan perangkas keras dan lunak dalam TIK. Budaya digital adalah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan bhinneka tunggal ika dalam kehidupan sehari-hari. Etika digital adalah kemampua...

Menyalurkan Hobi di Platform Digital

Menyalurkan Hobi di Platform Digital Pertemuan ke tujuh kegiatan guru motivator literasi digital, tanggal 15 Nopember 2021 berlangsung dari pukul 16.00-18.00. Pelaksanaan dengan menggunakan aplikasi Whatshap (WA). Tak lupa ucapkan rasa syukur karena  sinyal tetap bersahabat. Sehingga meski diiringi guyuran hujan, semua materi dari narasumber bisa lancar diterima. Moderator acara sore ini adalah Ibu Rosminiyati. Disampaikan bahwa narasumbernya adalah Ibu Rita Wati, S.Kom. Beliau merupakan guru di SMP Negeri 2 Mendoyo Kab.Jembrana Bali.  Seperti biasa, kuliah sore ini dibagi menjadi 4 sesi: * Pembukaan * Penjabaran materi * Sesi Tanya Jawab * Penutup  Selanjutnya moderator membuka agenda dengan berdoa. Tentang Narasumber Terlahir dengan nama Rita Wati di Tanjung Pinang pada tahun 1402 Hijriyah dari orang tua berdarah minang.  Memiliki hobi membaca terkhusus buku-buku cerita sejak kecil. Masa kecil hingga remaja penulis habiskan di Tanjung Pinang Kepulauan Riau kemudi...