Langsung ke konten utama

Fabel 2

Kegelisahan Toma karya : Sri Endang *) Disebuah pinggiran hutan terdapat sebuah gubuk mungil. Gubuk itu milik Pak Tani. Sering sekali gubuk itu digunakan untuk menyimpan hasil panen sebelum dibawa pulang. Nah, dirumah mungil itu tinggallah kucing dengan nama Luna bersama tiga anaknya. Mereka adalah Toma, Bobi dan Tomi. Kucingnya sangat lucu. Bulunya bagus. Semasa mereka masih kecil begitu rukun. Selalu bIermain bersama. Hari demi hari Toma, Bobi dan Tomi tambah besar. Bulunya tampak berubah. Bobi dan Tomi mirip dengan Luna sang Induk. Bahkan hampir sama dengan temannya diluar sana. Nah, Toma ini memiliki bulu yang sangat berbeda. Ekornya panjang. Bulunya terlihat seperti sang raja hutan. Yaitu harimau. Ketika bermain dengan Tomi dan Bobi selalu ditinggal. Bahkan dengan temannya diluar sana, Toma dikucilkan. Mereka tak mau bermain dengan Toma. Seperti siang itu, Tomi dan Bobi bermain. Toma mengikutinya ingin bermain juga. Sesampai ditempat bermain, ternyata sudah banyak temannya. Toma hendak bergabung dengan mereka. Begitu mendekat, semua teman menjauh. Dengan sedih Toma kembali pulang. Beberapa kali Toma tak diajak bermain bersama. Hingga suatu hari, Toma ingin mengetahui penyebab semua teman tak mau bersama. Toma datang ke tempat temannya berkumpul. Dengan penuh keberanian Toma berteriak. "Hey.. teman, tunggu sebentar", jerit Toma. Semua diam dan memandang Toma. Dengan penuh percaya diri Toma berharap temannya bisa mengajak bermain. "Bolehkah saya ikut bermain dengan kalian", ujar Toma. "Maaf ya, Kami nggak mau bermain denganmu". kata salah seorang dari temannya. "Mengapa?", tanya Toma. "Kau bukan golongan kami. Takut kau akan menerkam kami bila kau sedang lapar", jawab salah satu dari mereka. "Hah.... tidak mungkin. Percayalah aku tak akan sekejam itu, " jawab Toma. "Nggak percaya." timpal mereka. "Kamu sadar tidak. Coba lihat bulu tubuhmu. Bandingkan dengan bulu tubuh kami. Beda kan. kau seperti harimau. Kau golongan harimau, " jelas mereka. Toma memandangi bulu tubuh mereka. Dan membandingkan dengan tubuhnya sendiri. Ketika Toma melamun, semua teman berlari meninggalkannya. Toma kembali pulang dengan wajah sedih. Tiba dirumah disambut Ibu dengan pertanyaan. "Kok sudah pulang. Dimana saudaramu", tanya Ibu. "Masih main" jawab Toma sambil pergi ke kamar. Esok harinya Toma bermalas-malasan. Bahkan masih tidur melingkar di kasur empuknya. Sementara Tomi dan Bobi sudah pergi entah kemana. Beberapa saat kemudian Toma bangun dan pergi keluar. Toma merenung dengan tuduhan temannya. Tak disangka ibu Luna menghampiri Toma. Ibu Luna bertanya, "Apa yang kau pikirkan nak? ". Toma sempat kaget dibuatnya. Kemudian Toma bercerita tentang kegelisahannya. Dan mengungkapkan mengapa dirinya dijauhi saudara dan temannya. Dengan sabar Ibu Luna menjawab, " Ternyata hanya masalah kecil ini yang membuat sedih kamu!". Ibu Luna mendekati Toma sambil mengelus badannya. "Anakku sayang.... setiap makhluk didunia ini diciptakan dengan segala kelebihannya. Nah, kelebihan yang ada pada dirimu adalah Tubuhmu. Kau harus bersyukur telah memiliki bulu yang indah. Janganlah bersedih. Bulumu itu sangat bagus. Banyak temanmu yang ingin memiliki bulu seperti punyamu", jelas Ibu Luna panjang lebar. "Tapi, mengapa mereka takut denganku Ibu hingga tak mau bermain bersamaku", tanya Toma. "Baiklah anakku, nanti bila Tomi dan Bobi pulang, Ibu akan menjelaskan pada mereka. Dan ingat pesan Ibu, kau harus bersyukur ya.... ", jelas Ibu Luna. Sore hari Tomi dan Bobi pulang. Tpma masih enak-enak diatas kasurnya. Sedang Ibu Luna tak tampak disekitar. Beberapa saat kemudian, Ibu Luna datang. Mendekati Bobi dan Tomi. Tiba-tiba Toma dipanggil. Ketiganya diminta untuk berkumpul dan merapat. Mulailah Ibu Luna berbicara. "Anak-anakku semua, Ibu sungguh sayang pada kalian semua. Pesan Ibu, rukunlah selalu. Janganlah kalian saling bertengkar. Perlu kalian tahu ya...., kalian diciptakan oleh sang pencipta dengan berbagai kelebihan. Toma dengan bulunya yang indah. Bobi dan Tomi tercipta dengan rupa mirip dengan Ibu. Yang pasti.... kalian harus tetap rukun. Ajaklah Toma bermain bersama", jelas Ibu Luna. Seketika Tomi dan Bobi mendekati Toma. Keduanya minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Ibu Luna melihatnya dengan perasaan bangga. Dapat melihat ketiganya bisa rukun kembali. Esok harinya Toma sudah bisa bermain bersama. Toma juga dapat diterima dilingkungan bermain. Mereka menjadi rukun. Persahabatan menjadi baik kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Kurikulum Operasional Sekolah

MENGENAL KURIKULUM OPERASIONAL SEKOLAH (By Sriendang) Tahapan  umum untuk bagian merancang kurikulum operasional pada dokumen panduan tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka mencakup beberapa hal berikut: 1. Analisis Kebutuhan:  Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dan masyarakat serta apa yang diharapkan oleh stakeholder. Analisis ini mencakup aspek kebutuhan intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik 2.Penyusunan tujuan Pembelajaran:  Tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur harus disusun agar memudahkan evaluasi dan pengukuran hasil belajar peserta didik 3, Penyusunan Struktur Kurikulum:  Struktur kurikulum harus disusun dengan mempertimbangkan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai yang perlu dikuasai peserta didik. Struktur kurikulum harus memperhitungkan kebutuhan belajar peserta didik dan panduan yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah. 4. Penyusunan Materi Pembelajaran:  Materi pembelajaran yang relevan dan s

Tantangan Menulis ke-9

Belajar Sabar   Dalam kehidupan manusia pastilah akan berjumpa banyak hal yang tidak sesuai harapan. Dengan kata lain adalah menemui berbagai rintangan yang menghalangi jalan. Perjalanan hidup tak semulus impian Namun tetap harus sabar Nah, inilah yang harus diingat sebagai bekal hidup. Sabar, sabar dan sabar.  Sabar adalah menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya.  Pelajaran tentang sabar diperroleh hari ini. Keinginan untuk menjenguk anak yang tinggal jauh dari rumah karena menuntut ilmu, kandas. Dalam rencana dan angan, akan pergi. Bayangan bersua dan melepas rindu tergambar. Tapi ternyata tidak sesuai impian. Semua karena bebagai alibi. Dan alasan pun dapat diterima. Kegiatan yang bersamaan, sopir tidak bisa mengantar, hari hujan lebat dan lain sebagainya. Keputusan yang diam

Tantangan Menulis

Refreshing Warga Sekolah   Hari masih pagi. Matahari tertutup awan tebal. Hingga suasana tampak syahdu. Lingkungan sekolah sudah sepi.  Agenda penerimaan raport akhir tahun telah usai. Kembali suasana sekolah sepi dan sunyi. Apalagi beberapa warga sekolah bersiap mengadakan resfreshing akhir tahun. Tujuannya ke pantai. Mana lagi tempat terdekat, kalau bukan pantai selatan. Yah, pantai selatan adalah posisi terdekat dengan lokasi sekolah.  Keputusan yang diambil, refreshing ke pantai. Banyak warga sekolah ikut serta. Kami berangkat bersama. Perjalanan cukup seru. Hatiku saja yang tak nyaman dalam perjalanan. Penyebabnya karena aku belum ijin langsung dengan keluargaku walaupun mesti diperbolehkan ikut serta.   Sampailah dipantai. Tampak teman-teman langsung menuju ke pantai. Mereka bermain air. Senang melihat wajah ceria mereka. Sementara gulung-gulung ombak terlihat elok . Bagai gulungan benda besar di papan yang luas. Suara gemuruh ombak mengalahkan suara apapun. Angin sepoi-sepoi