Rosa dan Tika
Cuaca pagi itu sangat sejuk. Kabut tipis menyelimuti lingkungan sekolah. Anak-anak sudah rapi berdatangan ke sekolah dengan prokes yang ketat. Kelasku, hari ini adalah ulangan harian. Beberapa anak membawa buku sambil duduk diteras mengingat pelajaran kembali. Ada anak yang tetap bermain petak umpet juga. Termasuk Rosa, dia tak seperti teman-temannya. Tidak memiliki beban meski nilainya selalu kurang bagus.
Nah, saat itu Rosa mendekati Tika. Terdengar percakapan mereka.
"Rosa, belajarlah. Nanti kita ada ulangan. Kalo rajin belajar pasti bisa mengerjakan!", pinta Tika
Rosa menjawab, "Aku malas. Terus harus belajar apa!".
" Ya, baca kembali semua pelajaran dari Bu Guru," jawab Tika.
Terlihat Rosa tak mendengarkan nasehat temannya. Hanya berlari kesana kemari.
Bel tanda masuk berbunyi. Anak-anak berbaris rapi menuju kelas. Sebuah permainan sebagai syarat masuk kelas digelar Bu Guru. Cukup seru. Bagi anak yang belum bisa menjawab pertanyaan kembali antri mundur ke belakang. Sampai seluruhnya mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.
Jarum jam dinding di kelas berputar terus. Waktu ulangan juga hampir habis. Bu Guru mengumumkan, "Anak-anak yang sudah selesai, silakan istirahat di luar lebih dulu!". Beberapa anak tampak membolak balik kertas ulangannya. Mengecek kembali lembar jawabnya. Sesaat kemudian, anak-anak mengumpulkan lembar jawabnya ke depan. selanjutnya pergi keluar untuk istirahat.
Nah, kini tinggal Rosa yang di dalam kelas. Terlihat duduknya tidak tenang. Sesekali menyeka peluh di keningnya. Rupanya Rosa merasa tak mampu mengerjakan ulangan. Hampir sebagian kertas ulangannya masih putih. belum ada tulisan sama sekali. Wajah Rosa tampak malu. Terlihat seakan mau menangis. Ketika didekati Bu Guru, keringat Rosa semakin deras keluar. Sampai waktu selesai, Rosa tak bisa menuliskan jawaban.
Siang hari, bel tanda pulang berdering. Anak-anak bergegas berkemas. Mereka semangat, ingin segera lari keluar. Sementara Rosa tampak lesu. Wajahnya sedih. Teman sebangkunya, Tika mendekati Rosa. Rosa bercerita bahwa dirinya malu. Rosa takut nilainya jelek. Sambil meneteskan air mata Rosa berkata,' Bagamana Tika, kalau saya tinggal kelas?"
" Sekarang, berjanjilah pada dirimu sendiri untuk rajin belajar. Jangan hanya main terus", jawab Tika.
Rosa pun berjanji untuk berubah. Dan mulai hari itu, Rosa sudah bisa mengatur waktunya dengan baik. Belajar tak pernah ditinggalkan.
Rosa berterima kasih pada Tika, yang telah mengingatkan untuk menjadi lebih baik.
MENGENAL KURIKULUM OPERASIONAL SEKOLAH (By Sriendang) Tahapan umum untuk bagian merancang kurikulum operasional pada dokumen panduan tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka mencakup beberapa hal berikut: 1. Analisis Kebutuhan: Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dan masyarakat serta apa yang diharapkan oleh stakeholder. Analisis ini mencakup aspek kebutuhan intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik 2.Penyusunan tujuan Pembelajaran: Tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur harus disusun agar memudahkan evaluasi dan pengukuran hasil belajar peserta didik 3, Penyusunan Struktur Kurikulum: Struktur kurikulum harus disusun dengan mempertimbangkan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai yang perlu dikuasai peserta didik. Struktur kurikulum harus memperhitungkan kebutuhan belajar peserta didik dan panduan yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah. 4. Penyusunan Materi Pembelajaran: Materi pembelajaran yang relevan dan s
Komentar
Posting Komentar