Mengatasi Writer's Block
Pertemuan hari ini bertepatan dengan Hari Kelahiran PANCASILA, tanggal 1 Juni. Dengan semangat Patriotisme dan Cinta Tanah Air yang tetap terpatri dalam dada, jadilah penulis dan pegiat literasi yang selalu menjunjung nilai - nilai luhur bangsa, memiliki wawasan kebangsaan yang kuat sekaligus maju dalam wawasan global yang mendunia.
Narasumber yang akan memaparkan materi pada BM yang penuh semangat adalah Ibu Ditta Widya Utami. Moderatornya Bunda Lely Suryani.
Diawali dengan sebuah tantangan menulis tentang Pancasila. cukup seru. Namun waktu yang sangat singkat sehingga tak banyak peserta mengirimkan tugasnya.
Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.
Keadaan bisa menimpa penulis pemula maupun profesional.
Sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang WB (writer's block). Karena writer's block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis.
Berapa lama WB bisa terjadi?
Jawabannya tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi WB tersebut. Dengan kata lain, WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun.
Agar bisa mengatasi writer's block, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebabnya. Lalu, apa saja penyebab writer's block?
1. Mencoba metode/topik baru dalam menulis
Misal, seperti tantangan kita di awal. Bagi yang mengetahui sejarah hari lahirnya Pancasila, mungkin tak kan mengalami kesulitan dalam menulis. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang merasa bahwa ini adalah "topik baru" dalam bahan tulisan mereka?
Maka, WB bisa saja datang kepada orang-orang yang masih asing dengan topik tulisannya.Tapi, jika teguh komitmen, lalu mencari bahan bacaan tambahan, maka WB yang terbentuk bisa segera hancur.
Yah, membaca referensi tambahan bisa jadi salah satu solusi mengatasi WB.
2. Metode baru dalam menulis
Misal jika terbiasa menulis karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode penulisan yang berbeda. Bagi yang belum terbiasa, tentu akan mengalami kesulitan saat harus menulisnya. Pada kasus ini, mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak WB.
3. lelah fisik maupun mental
Dalam sebuah jurnal berjudul "Stres dan Solusinya dalam Perspektif Psikologi dan Islam" yang ditulis oleh Admin Admin dan Himma (2019) disebutkan bahwa *stres* adalah respon tubuh yang diakibatkan karena adanya tuntutan dari luar diri individu yang melebihi kemampuan dalam memenuhi tuntutan untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut.
Misal, dituntut menyelesaikan tulisan untuk segera dikirim. Ketika stres, bisa jadi malah kehilangan inspirasi untuk melanjutkan menulis.
4. Terlalu perfeksionis
Sesungguhnya menulis pun bisa dijadikan salah satu cara healing terbaik. Bagaimana caranya ?
Dengan metode jurnal meditasi, yaitu menulis bebas untuk mengungkapkan apa yang sedang kita rasakan, tanpa menghakimi semua perasaan yang kita tulis tersebut.
Buat saja tulisan ekspresif. Curhat. Tentang segala yang dirasa, dikeluhkan (jika ada), dsb. Jika sudah tenang, semoga kembali muncul inspirasi untuk melanjutkan menulis.
Ketika sukses menulis, katakanlah banyak dibaca orang, atau buku jadi best seller. Setelahnya mungkin akan berpikir bagaimana caranya agar tulisan kita bisa menarik banyak pembaca lagi? Bagaimana agar tulisan kita banyak dikomentari lagi? Bagaimana agar tulisan kita menjadi "sempurna".
Ketika hal ini terjadi, ada dua kemungkinan:
1. Penulis tetap melaju dengan tulisannya.
2. Penulis terserang WB dan mulai tersendat sendat menulisnya
Ingin menghasilkan yang terbaik itu perlu. Tapi, bila terlalu perfeksionis kita harus mampu mengerem diri.
Bukankah segala sesuatu yg berlebih itu kurang baik?
Alih-alih menghasilkan tulisan, sikap yang terlalu perfeksionis bisa jadi terserang WB. Kecepatan menulis berkurang, ide-ide terasa hilang, sulit fokus setiap kali akan menulis, dsb.
Penyebab Wriyer's Block yang lain adalah :
*) Mood yang sering berubah.
Tips sederhana yang ampuh untuk mengembalikan mood menjadi baik adalah tersenyum.
*) Hal lainnya untuk mengembalikan mood bisa dengan melakukan hobi masing masing.
Misal kalau refreshing dengan baca novel ringan, atau sekedar jalan jalan ke luar rumah meski hanya pergi ke pasar.
Bagaimana agar tulisan cepat selesai?
Dalam dunia kepenulisan, proses editing bisa memakan waktu lebih banyak dari menulis bahan asli itu sendiri. Maka tulis saja dulu sampai tuntas. Buku teks book saja satu dua ada revisi meski telah dipublish. Pun dengan buku- buku penulis ternama.
Jadi, ayo tulis sampai selesai, lalu publish.
Ketika ingin tulisan fokus, sesuai alur, sesuai rencana, maka kerangka tulisan menjadi kunci utama. Lalu buat rinciannya. Kembangkan tulisan. Minimal seperti daftar isi, insya Allah itu akan sangat sangat membantu untuk fokus dg tema.
Demikian paparan materi pada pertemuan ketujuh ini. Ada yang bilang, "Kita hebat karena dikelilingi orang-orang hebat". Oleh karena itu, Menulis itu mudah. Konsisten menulis yang perlu diperjuangkan.
Semoga selepas pelatihan, kita semua bisa tetap menulis dan terus berkarya. Salam literasi !
Hal yang tidak mudah menanamkan konsep tentang
Komentar
Posting Komentar